tugas softskill 5 (sumber daya konsumen dan pengetahuan)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Konsumen memiliki tiga sumber daya
utama yang mereka gunakan dalam proses pertukaran dan melalui proses ini
pemasar memberikan barang dan jasa. Terdapat 3 (tiga) sumber daya konsumen di
antaranya sebagai berikut :
1. Sumber Daya Ekonomi
2. Sumber Daya Temporal
3. Sumber Daya Kognitif.
Ini berarti bahwa pemasar bersaing
untuk mendapatkan uang, waktu, dan perhatian konsumen. Sumber daya lain,
seperti energi, mungkin diperlukan untuk berbelanja dan konsumsi, tetapi uang,
waktu, dan perhatian adalah yang utama. Bukan hanya jumlah waktu dan sumber
daya ekonomi yang menentukan perilaku konsumen. Persepsi konsumen mengenai
sumber daya yang tersedia, atau apa yang akan tersedia pada masa datang, juga
penting dalam keputusan pembelanjaan dan juga mempengaruhi ketersedian untuk
menggunakan uang atau waktu produk. Jadi, ukuran kepercayaan konsumen mungkin
berguna dalam meramalkan penjualan masa dating berdasarkan kategori produk.
Konsumen yaitu beberapa orang yang
menjadi pembeli atau pelanggan yang membutuhkan barang untuk mereka gunakan
atau mereka konsumsi sebagai kebutuhan hidupnya.Pembangunan dan perkembangan
perekonomian umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan
nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat
dikonsumsi. Di samping itu, globalisasi dan perdaganan bebas yang didukung oleh
kemajuan teknologi telekomunikasi dan infomatika telah memperluas ruang gerak
arus transaksi barang dan/atau jasa melintasi batas-batas wilayah suatu negara,
sehingga barang dan/atau jasa yang, ditawarkan bervariasi baik produksi luar
negeri maupun produksi dalam negeri. Kondisi yang demikian pada satu pihak
mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau
jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan
untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan
keinginan dan kemampuan konsumen.
Sumber daya konsumen terhadap
pembelian terkait dengan pendapatan yang didapat setiap konsumen. Tinggi atau
rendahnya mempengaruhi pengeluaran mereka terhadap suatu barang. Pengetahuan
juga berpengaruh pada penjualan produk. Dengan pengetahuan akan produk yang
dimiliki seseorang membuat seseorang itu tertarik dengan produk yang akan dia
beli. Sumber Daya Konsumen dipengaruhi oleh potensi sumber daya ekonomi atau
lebih dikenal dengan potensi ekonomi. Pada dasarnya dapat diartikan sebagai
sesuatu atau segala sesuatu yang dimiliki baik yang tergolong pada sumber daya
alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumber daya manusia
yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal
dasar pembangunan (ekonomi).
Sumber daya alam ini keberadaannya
harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk mendorong,
mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah). Namun demikian
penting untuk diperhatikan, aspek ketersediaan termasuk daya dukungnya terhadap
mobilitas pembangunan daerah. Karena apabila sumber daya alam dimanfaatkan
dengan tidak bijaksana dan arif maka sudah barang tentu stagnasi dan kemunduran
dinamika pembangunan ekonomi wilayah akan semakin cepat menjelma atau merupakan
sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan
masalah di atas, masalah dalam perumusan ini dirumuskan sebagai berikut :
1) Sumber daya ekonomi
2) Sumber daya sementara
3) Sumber daya kognitif
4) Kandungan pengetahuan
5) Oganisasi pengetahuan
6) Mengukur pengetahuan
1.3.
Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk :
1) Mengetahui berbagai
sumberdaya konsumen dan pengaruhnya terhadap pembelian
2) Mengukur sumberdaya
konsumen tersebut
3) Menyebutkan berbagai barag
dan jasa yang termasuk dalam sumberdaya sementara
4) Menyebutkan berbagai barag
dan jasa yang termasuk dalam sumberdaya kognitif
5) Memahami dan menjelaskan
bahaya alokasi yang melebihi kapasitas sumberdaya yang dimiliki
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sumber
Daya Ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau
lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai
sesuatu atau segala sesuatu sumber daya yang dimiliki baik yang tergolong pada
sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya
manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai
modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat ketergantungan terhadap
sumber daya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumber daya alam lain.
Sumber Daya Ekonomi yang lain diluar
pendapatan juga mempengaruhi perilaku konsumen. Yang paling penting adalah
kekayaan (nilai bersih) dan kredit. Kekayaan, yang diukur menurut asset atau
nilai bersih, berkorelasi dengan pendapatan. Variasi primer adalah konsumen tua
cenderung memiliki proporsi kekayaan yang lebih besar dibandingkan konsumen
yang lebih muda. Keluarga kaya menghabiskan uang mereka untuk pelayanan,
perjalanan, minat, dan investasi lebih banyak daripada yang dihabiskan oleh
tetangga mereka untuk perlengkapan rumah, peralatan, alat hiburan, dan produk
serupa tidak terlalu tinggi karena keluarga kaya biasanya berada dalam tahap
yang belakangan dari siklus kehidupan dan tidak berkepentingan untuk melengkapi
rumah baru atas membuat pembelian tambahan untuk peralatan besar.
Uang adalah alat transaksi yang
sangat diperlukan oleh konsumen untuk membeli produk. Keputusan Konsumen
sehubungan dengan produk dan merek sangat
dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi misalnya uang. Tanpa uang
konsumen tidak bisa membeli apapun.
Pembelian sangat dipengaruhi oleh pendapatan konsumen sama halnya
dengan, harapan konsumen mengenai pendapatan masa datang menjadi variabel
penting dalam meramalkan perilaku konsumen.
2.2. Sumber
Daya Sementara
Waktu menjadi variabel yang semakin
penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena, konsumen semakin mengalami
kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan
untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Produk yang
diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time
goods).
a) Barang yang Menggunakan
Waktu
Waktu menjadi variabel
yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen karena kemiskinan waktu
yang semakin banyak dialami orang Amerika. Jam yang dihabiskan di tempat kerja
setiap minggu (termasuk waktu pulang pergi, pekerjaan rumah tangga, dan
pekerjaan sekolah) meningkat dari 40,6 jam pada tahun 1973 menjadi 47,3 pada
tahun 1984. Pada waktu yang sama, rata-rata jumlah jam yang tersedia untuk
waktu senggang tuun dari 26,2 jam menjadi 18,1 jam perminggu.
Produk yang memerlukan
pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf,
Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b) Barang Penghemat Waktu
Kerena pendapatan yang
leluasa digunakan terus meningkat di dalam masyarakat, pasar untuk barang atau
jasa yang berhubungan dengan waktu menjadi lebih penting. Kelangkaan
menciptakan nilai. Untuk konsumen yang kaya, perhatian utama menjadi pembeli
lebih banyak waktu ketimbang lebih produk. Nilai waktu meningkat ketika
anggaran uang meingkat, sehingga meningkatkan kemungkjinan bahwa pemasar
menaikkan nilai produk (dan harga yang sesuai) lebih besar daripada biaya
tambahan karena mengerjakannya.
Komplikasi tambahan
dalam mendefinisikan kesenggangan terjadi ketika individu dibayar untuk
kegiatan yang mungkin mereka pilih sebagai kegiatan leluasa. Seniman,
professor, dan atlet professional mungkin merupakan contoh individu yang
beruntung dibayar untuk kegiatan yang mereka pilih sebagai kegiatan waktu
senggang mereka.
Produk yang menghemat
waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven
microwave, pemotong rumput, fast food.
2.3. Sumber
Daya Kognitif
Sumber daya kognitif menggambarkan
kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan
informasi. Kapasitas adalah sumber daya yang terbatas. Dapat mengelola hanya
sejumlah tertentu informasi pada satu waktu. Ukuran kapasitas kerap digambarkan
istilah keratan (chunk), yang mewakili suatu unit. Alokasi kapasitas kognitif
dikenal sebagai perhatian (attention). Perhatian terdiri dari dua dimensi:
arahan (direction) intensitas. Arahan menggambarkan fokus perhatian. Karena
konsumen tidak dapat mengolah semua stimulus internal dan eksternal yang
tersedia pada saat tertentu, mereka harus selektif dalam cara mereka
mengalokasikan sumber daya yang terbatas ini. Beberapa stimulus akan mendapat
perhatian, yang lain akan diabaikan.
Intensitas, sebaliknya, mengacu pada
jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu. Konsumen akan sering
mengalokasikan hanya kapasitas yang diperlukan untuk mengidentifikasi stimulus
sebelum mengarahkan kembali perhatian mereka ke tempat lain. Pada kesemapatan
lain, konsumen mungkin menaruh cukup perhatian untuk mengerti inti dasar dari
iklan bersangkutan. Konsumen kadang mungkin member konsentrasi penuh kepada
iklan tersebut dan menyelidiki secara cermat pesanannya, seperti konsumen di
dalam pasar mobil baru yang membaca iklan mobil. kenyataan bahwa kapasitas
merupakan sumber daya yang terbatas membawa sejumlah implikasi penting
sehubungan dengan bagaimana konsumen mengolah informasi dan membuat pilihan
produk.
2.4. Kandungan
Pengetahuan
Psikolog kognitif mengemumakan bahwa
ada dua jenis pengetahuan dasar : deklaratif dan prosedural.
Pengatahuan deklaratif (declarative
knowledge) melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui, sementara
pengetahuan prosedural (procedural knowledge) mengacu pada pengertian bagaimana
fakta ini dapat digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian bahwa
fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
Pengetahuan deklrataif dibagai
menjadi dua kategori : episodik dan semantik. Pengetahuan episodik (episodic
knowledge) melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu.
Pengetahuan ini digunakan untuk menjawab pertanyaan, “kapan anda terakhir kali
membeli sejumlah pakaian?” sebaliknya, pengetahuan sematik (semantic knowledge)
mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan yang memberikan arti bagi dunia
seseorang. Ini adalah pengetahuan yang akan anda gunakan dalam mendeskripsikan
sebuah barang.
Pengetahuan konsumen di bagi dalam
tiga dibidang umum :
1. Pengetahuan Produk (product
knowledge)
kumpulan berbagai macam
informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek
terminologi produk atribut atau fitur, harga produk dan kepercayaan mengenai
produk.
2. Pengetahuan Pembelian
(purchase knowledge)
Pengetahuan Pembelian terdiri atas
pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk
yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Pengetahuan Konsumen cenderung lebih
senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah
mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut. Hal ini akan memudahkan
konsumen untuk berbelanja atau melakukan pembelian. Hal ini akan memudahkan
konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari
lokasi produk.
3. Pengetahuan Pemakaian
(usage knowledge)
Suatu
produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk
tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka
konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.
Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen
mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk
adalah penting bagi konsumen.
2.5. Organisasi
Pengetahuan
Organisasi pengetahuan merupakan
sesuatu untuk mengatur atau struktur organisasi untuk mengelompokan sesuatu, organisasi ini di buat
untuk memudahkan penggunaan dokumen atau pengetahuan itu sendiri atau juga bisa
mendeskripsikan dokumen, isi, fitur dan tujuan, serta membuat dokumen-dokumen
dan bagian yang dapat diakses oleh orang-orang dalam mencari pesan yang isinya
meliputi pengetahuan. Organisasi pengetahuan bisa di artikan juga sebagai
tentang kegiatan seperti mendokumenkan, pengindeksan dan klasifikasi yang
dilakukan di perpustakaan, database, arsip dll kegiatan ini dilakukan oleh
pustakawan, arsiparis, spesialis subyek dan sekaligus oleh algoritma komputer.
Pengetahuan dalam suatu organisasi
dapat menjadikan organisasi tersebut memahami tujuan keberadaanya, diantara
tujuan-tujuan tersebut yang terpenting adalah bagaimana organisasi memahami
cara mencapai tujuannya, Organisasi-organisasi yang sukses adalah organisasi
yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru dan menyebarkanya secara
menyeluruh didalam organisasinya dan secara cepat mengadaptasinya kedalam
teknologi dan produk serta layanan mereka. Melihat perannya yang begitu penting
bagi suatu organisasi, maka semua pengetahuan yang dimiliki oleh suatu
organisasi harus dikelola dengan baik, sehingga pengetahuan tersebut dapat
berperan optimal untuk organisasinya.
2.6. Mengukur
Pengetahuan
Pengukuran pengatahuan objektif
(objective knowledge) adalah pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar
sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan. Ukuran pengetahuan objektif,
yang berfokus pada potongan informasi khusus yang mungkin diketahui konsumen.
Dan pilihan akhir untuk menilai pengetahuan adalah dengan menggunakan ukuran
pengetahuan subjektif (subjective knowledge). Pengetahuan ini sireflesikan oleh
pengukuran yang menyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya pengetahuan
mereka sendiri. Pada dasarnya, konsumen diminta untuk menilai diri mereka
sendiri berkenaan dengan pengetahuan produk atau keakraban mereka. Ukuran pengetahuan
subjektif berrpusat di sekitar kesan konsumen mengenai pengetahuan total dan
keakraban mereka.
Akhirnya, pertimbangan diberikan
pada metode alternatif untuk pengukuran pengetahuan. Pengalaman pembelian atau
pemakaian, walaupun tentu saja berhubungan dengan pengetahuan, tidak harus
memberikan indikasi yang akurat mengenai beberapa persisnya informasi yang
dimiliki konsumen.
Pengetahuan konsumen terdiri dari
informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pemasar khususnya tertarik untuk
mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai
produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka.Di dalam Psikologi
kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta
subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri dibagi menjadi
dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan yang dibatasi
dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung pengetahuan yang
digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan
prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta
ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai
dengan realitas objektif.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Studi perilaku konsumen muncul
seiring dengan berkembangnya konsep pemasaran, yang merupakan cara pandang
pemasar dalam menghadapi konsumen dan pesaingnya, di mana pemasar berusaha
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih efektif dari para
pesaingnya. Tujuannya adalah memperoleh kepuasan pelanggan. Sehingga ilmu
perilaku konsumen dibutuhkan untuk mengidentifikasi apa kebutuhan dan keinginan
konsumen dan pelanggan tersebut sehingga pemasar mampu menyusun dan
mengimplementasikan strategi pemasaran yang tepat untuk karakteristik konsumen
yang menjadi target pasar.
Pemahaman tentang konsumen ini diperoleh pemasar melalui
penelitian-penelitian perilaku konsumen sehingga dapat dipertanggung-jawabkan
kebenaran informasi yang terima dan digunakan dalam penyusunan strategi
pemasaran. Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka
memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan
sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan
konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu
pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Komentar
Posting Komentar